Laporan Buku
Judul Buku: Strategi Belajar Mengajar
Pengarang : Dra. Roestiyah N.K
Penerbit : PT.RINEKA CIPTA, Jakarta
Terbit: Tahun 2008
Halaman : 169 Halaman
Cetakan : Ke-7 (Tujuh)
Nama :
Rudiansyah
NPM :
145010046
Mata Kuliah :
Strategi Belajar mengajar
Dosen Pembimbing :
Asep Hendarmawan
Jenis Tugas :
Individu
Bentuk Tugas :
Membuat Laporan Buku
Strategi Belajar Mengajar
Strategi
Belajar Mengajar merupakan suatu praktek dan konsep untuk pengembangan dan
memajukan suatu proses belajar pembelajaran untuk mendukung efektivitas dan
kuantitas serta kualitas mutu pendidikan sesuai dengan sistem pendidikan
nasional yang berlaku dewasa ini. Adapun salah satu keharusan bagi setiap guru
atau pendidik untuk dapat mengetahui dan mengimplementasikan serta menerapkan
kepada peserta didik dalam konteks suatu proses pembelajaran yang sesuai
kebutuhan peserta didik.
Proses
pengkajian materi atau bahan pelajaran yang tepat sesuai dengan sasaran yaitu
untuk meningkatkan hasil belajar yang efektif dan efisien. Hal ini berkenaan
dengan kebutuhan penguasaan keterampilan bagi mahasiswa, guru, dan praktisi
kependidikan lainnya. Sebagaimana yang terungkap dan tertuang dari sebuah Buku
Strategi Belajar Mengajar yang salah satu unsur pelaksanaan strategi belajar mengajar
berkaitan dengan teknik penyajiannya tersebut.
Di dalam proses belajar –mengajar,
guru harus memiliki strategi, agar siswa dapat belajar secara efektif dan
efisien. Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu ialah terutama harus
menguasai teknik-teknik penyajian atau biasanya disebut metode mengajar. Untuk
mendalami dan memahami tentang teknik penyajian pelajaran maka perlu dijelaskan
arti dari teknik penyajian itu tersebut.
Teknik
penyajian pelajaran adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang
dipergunakan oleh guru atau instruktur. Sebagaimana dalam penguraian buku ini
terdapat bermacam-macam teknik penyajian dari yang “tradisional”,maupun modern
dewasa ini.
Dalam
teknik penyajian seorang guru harus mengenal sifat-sifat yang khas pada setiap
teknik penyajian, hal itu sangat perlu untuk penguasaan setiap teknik
penyajian, agar ia mampu mengetahui, memahami dan terampil menggunakannya
sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.
Adapun
hal-hal yang perlu diperhatikan sebagai standar pemahaman setiap teknik
penyajian adalah.
1.
Adanya pengertian apa yang dimaksud dengan teknik
penyajian.
2.
Harus merumuskan tujuan-tujuan apa yang dapat dicapai
dengan teknik penyajian yang digunakan itu.
3.
Bila teknik penyajian itu memiliki keunggulan dan
kelemahan.
4.
Apakah teknik penyajian itu, apa dan bagaimana peranan
guru /instruktur.
5.
Pelaksanaan teknik penyajian itu apa dan bagaimana
peranan siswa.
6.
Harus menempuh langkah-langkah yang bagaimana,sehingga
penggunaan teknik penyajian dengan tampil dan efektif, sehingga berhasil
mencapai tujuan.
Berikut Macam-Macam Teknik penyajian sebagai berikut.
1.
Teknik Diskusi.
Teknik
diskusi adalah salah satu teknik belajar mengajar yang dilakukan oleh seorang
guru disekolah. Dalam diskusi terdapat proses interaksi dua atau lebih individu
yang terlibat, saling tukar –menukar pengalaman, informasi, memecahkan masalah,
dapat terjadi juga semuanya aktif tidak ada yang pasif sebagai pendengar saja.
Adapun jenis-jenis teknik diskusi ada beberapa macam yaitu;
a.
WHOLE-GROUP,
Merupakan suatu diskusi dimana anggota kelompok yang
melaksanakan tidak lebih dari 15 orang.
b.
BUZZ-GROUP,
Merupakan satu kelompok besar dibagi menjadi dua sampai
delapan kelompok yang lebih kecil jika diperlukan kelompok kecil ini diminta
melaporkan apa hasil diskusi itu pada kelompok besar.
c.
PANEL,
Merupakan satu kelompok kecil(antara tiga sampai enam)
mendiskusikan suatu subyek tertentu, mereka duduk dalam susunan semi melingkar
dihadapan pada satu kelompok besar peserta lainnya dan anggota kelompok besar
ini dapat diundang untuk turut berpartisipasi. Yang duduk sebagai panelis ialah
orang yang ahli dalam bidangnya.
d.
SYMPOSIUM,
Teknik ini menyerupai panel, hanya bersifat lebih formal
dimana seorang anggota symposium harus menyiapkan prasarana menurut
pandangannya sendiri terlebih dahulu. Adapun tujuan penggunaan teknik symposium
ialah untuk merangsang daya pikir manusia dalam kelompok besar itu; agar mau
turut berpartisipasi untuk memecahkan atau membahas sesuatu masalah dalam waktu
yang relatif singkat.
e.
COLOGIUM.
Teknik ini adalah cara berdiskusi yang dijalankan oleh
satu atau beberapa orang manusia sumber, yang berpendat, menjawab pertanyaan-pertanyaan, tetapi tidak
dalam bentuk pidato.
f.
INFORMAL-DEBATE.
Dalam diskusi ini dilaksanakan dengan membagi kelompok
menjadi tim yang sama kuat dan jumlahnya agar seimbang.
g.
FISH BOWL.
Diskusi ini terdiri dari seorang moderator dan satu atau
tiga manusia sumber pendapat, mereka duduk dalam susunan semi lingkaran
berderet dengan tiga kursi kosong menghadap kelompok.
2.
Kerja kelompok.
Kerja kelompok merupakan salah satu teknik belajar pembelajaran dalam
memecahkan suatu permasalahan, dengan cara kerja sama yang membentuk suatu
kerumunan atau kelompok yang terdiri dari minimal 5 (lima) dan 7 (tujuh)
siswa/peserta didik yang dibagi-bagi dalam satu kelompok bagian dengan maksud untuk
mencapai suatu tujuan dalam pembelajaran yang telah ditentukan pula oleh guru
atau pendidik.
Adapun pengelompokan itu biasanya didasarkan pada.
a.
Adanya alat pelajaran yang tidak mencukupi jumlahnya.
b.
Kemampuan belajar siswa.
c.
Minat khusus.
d.
Memperbesar partisipasi siswa.
e.
Pembagian tugas atau pekerjaan.
f.
Kerja sama yang efektif.
1.1 Tabel Keuntungan dan Kelemahan Penggunaan Teknik
Kerja Kelompok.
Keuntungan Penggunaan Teknik Kerja Kelompok
|
Kelemahan Penggunaan Teknik Kerja Kelompok
|
Dapat memberikan kesempatan kepada para siswa untuk
menggunakan keterampilan bertanya dan membahas sesuatu masalah.
|
Kerja kelompok sering hanya melibatkan kepada siswa
yang mampu sebab mereka cakap memimpin dan mengarahkan mereka yang kurang.
|
Dapat memberikan kesempatan pada para siswa untuk lebih
intensif mengadakan penyelidikan mengenai sesuatu kasus atau masalah.
|
Strategi ini kadang menuntut kepada pengaturan tempat
duduk yang berbeda-beda dan gaya mengajar yang berbeda pula.
|
Dapat mengembangkan bakat kepemimpinan dan mengajarkan
keterampilan berdiskusi.
|
Keberhasilan strategi kelompok ini tergantung kepada
kemampuan siswa memimpin kelompok atau untuk bekerja sendiri.
|
Dapat memungkinkan guru untuk lebih memperhatikan siswa
sebagai individu serta kebutuhannya belajar.
|
|
Siswa aktif dan berpartisipasi serta dapat memberikan
kesempatan kepada siswa untuk belajar menghargai dan menghormati pendapat
orang lain; hal mana mereka saling membantu kelompok dalam usahanya mencapai
tujuan bersama.
|
3.
Penemuan/Discovery.
Teknik penemuan atau Discovery menurut Sund Discovery
adalah proses mental Dimana siswa mampu mengasimilasikan sesuatu konsep atau
prinsip. Yang dimaksud dengan proses mental antara lain ialah; mengamati, mencerna, mengerti,
menggolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, membuat
kesimpulandan sebagainya.
4.
Simulasi.
Dalam pembelajaran modern teknik ini telah banyak
dilaksanakan; sehingga siswa bisa berperan seperti orang-orang atau dalam
keadaan yang dikehendaki.
5.
Unit Teaching.
Sebagai teknik mengajar mempunyai pengertian yang khusus
ialah teknik ini memberi kesempatan siswa belajar secara aktif dan guru
mengenal, menguasai cara belajar secara unit. Adapun pengajaran unit ini ada 3
pase;
a.
Pase perencanaan/permulaan.
b.
Pase pengerjaan unit.
c.
Pase kulminasi.
6.
Microteaching.
Merupakan salah
satu usaha perbaikan dalam bidang praktek kependidikan yaitu dalam cara dan
hasil kerja kita sebagai guru, Dimana memerlukan pengetahuan, keterampilan
serta sikap tertentu untuk menjadi guru Profesional yang berbeda dengan profesi
lain, dengan jalan melaksanakan Micro Teaching.
Tujuan microteaching : mempersiapkan mahasiswa calon guru
untuk menghadapi pekerjaan mengajar sepenuhnya Dwimuka kelas dengan memiliki
pengetahuan, keterampilan, kecakapan dan sikap sebagai guru yang profesional.
Penggunaan mikro Teaching : sesuai dengan tujuan Micro
teaching tersebut, maka dapat digunakan dalam;
1.
Pendidikan Pre Service, yaitu bagi calon guru :
a.
Sebagai persiapan calon guru sebelum ia benar-benar
berpraktek disekolah latihan dan didepan kelasnya.
b.
Sebagai usaha perbaikan penampilan calon guru sambil
berpraktek disekolah latihan.
2.
Pendidikan In Service, yaitu bagi guru dan penilik:
a.
Untuk meningkatkan kemampuan guru yang sudah hampir
menjadi routine, supaya menemukan kelemahan-kelemahan sendiri dan berusaha memperbaikinya.
b.
Untuk meningkatkan kemampuan supervisor supaya ia tahu,
apakah bimbingannya, nasihatnya dan saran-sarannya benar-benar efektif dalam
membantu peningkatan kualitas guru –gurunya.
c.
Untuk percobaan melaksanakan teknik-teknik baru, sebelum
teknik itu dilaksanakan dalam kelas sebenarnya.
7.
Sumbang Saran/Brain Storming.
Bram storming atau sumbangan saran adalah suatu teknik
atau cara mengajar yang dilaksanakan oleh guru di dalam kelas seperti dengan
melontarkan suatu maslah ke kelas oleh guru tersebut, kemudian siswa menjawab
atau meyatakan pendapat, atau komentar sehingga mungkin masalah tersebut
berkembang menjadi maslah baru atau dapat diartikan pula sebagai satu cara
untuk mendapatkan banyak ide dari sekelompok manusia dalam waktu yang sangat singkat.
Tujuan penggunaan teknik ini adalah untuk menguras habis
apa yang dipikirkan para siswa dalam menanggapi maslah yang dilontarkan guru ke
kelas tersebut. Sebagaimana dalam proses pelaksanaan metode teknik penyajian
ini, tugas guru ialah memberikan masalah yang mampu merangsang pikiran siswa ,
sehingga mereka menanggapi dan guru tidak boleh mengomentari bahwa pendapat
siswa tersebut benar/salah dan juga tidak perlu disimpulkan sehingga semua
siswa di dalam kelas mendapat giliran, dan tidak perlu komentar atau evaluasi.
8.
Inquiry.
Inquiry merupakan
suatu teknik atau cara yang digunakan guru untuk mengajar didepan kelas. Adapun
pelaksanaannya sebagai berikut: guru membagi tugas dan meneliti suatu masalah
ke kelas, lalu siswa dibagi menjadi beberapa kelompok , dan kemudian
asing-masing kelompok mendapat tugas tertentu yang harus dikerjakan,
selanjutnya mereka mempelajari , meneliti atau membahas tugasnya di dalam
kelompok. Setelah hasil kerja mereka dalam kelompok mendidiskusikan dan dibuat
laporan yang tersusun baik.
Akhirnya hari
laporan kerja kelompok dilaporkan ke sidang pleno, dan terjadilah diskusi
secara luas, dari sidang plenolah kesimpulan akan dirumuskan sebagai kelanjutan
hasil kerja kelompok dan kesimpulan yang terakhir bila masih ada tindak lanjut
yang harus dilaksanakan, hal itu perlu diperhatikan. Dengan menggunakan teknik
ini guru dapat sewaktu mengajar memiliki tujuan demikian agar siswa terangsang
oleh tugas dan aktif mencari serta meneliti sendiri pemecaha masalah itu.
9.
Eksperimen.
Dalam teknik penyajian ini yang dimaksud dengan
eksperimen yaitu salah satu cara mengajar, Diana siswa melakukan suatu
percobaan tentang suatu hal; mengamati prosesnya serta menuliskan hasil
percobaannya kemudian hasil pengamatan itu disampaikan kekelas dan dievalusi
oleh guru. Adapun tujuan dari penggunaan teknik ini adalah agar siswa mampu mencari dan menemukan sendiri berbagai
jawaban atas persoalan-persoalan yang dihadapinya dengan mengadakan percobaan
sendiri. Di sini siswa dapat terlatih dalam berpikir yang ilmiah (Scientifiec
thingking).
10.
Demonstrasi.
Teknik ini hampir sejenis dengan Eksperimen adalah
demonstrasi. Tetapi di sini siswa tidak
melakukan percobaan; hanya melihat saja apa yang dikerjakan oleh guru. Jadi
demonstrasi adalah cara mengajar Diana seorang instruktur /atau tim guru
menunjukkan, memperlihatkan sesuatu proses misalnya merebus air sampai mendidih
1000 C, sehingga seluruh siswa dalam kelas dapat melihat, mengamati;
mendengar mungkin meraba-raba dan merasakan proses yang ditunjukkan oleh guru
tersebut.
Adapun penggunaan teknik demonstrasi mempunyai tujuan
agar siswa mampu memahami tentang cara mengatur atau menyusun sesuatu misalnya
penggunaan kompor untuk mendidihkan air, cara membuat sesuatu misalnya membuat
kertas dengan demonstrasi siswa dapat mengamati bagian-bagian dari suatu benda
atau alat seperti sebagian tubuh manusia atau bagian dari mesin jahit.
11.
Karya Wisata.
Teknik ini kadang dalam proses mengajar belajar siswa
perlu diajak keluar sekolah, untuk meninjau tempat tertentu atau obyek yang
lain. Hal ini tidak sekedar rekreasi, tetapi untuk belajar atau memperdalam
pelajarannya dengan melihat kenyataannya, karena itu dikatan teknik karya
wisata, ialah cara mengajar yang dilaksanakan dengan mengajak siswa ke suatu
tempat atau objek tertentu diluar sekolah untuk mempelajari/ menyelidiki
sesuatu seperti meninjau pabrik sepatu; atau suatu bengkel mobil dan
sebagainya.
12.
Teknik Penyajian kerja Lapangan.
Yang dimaksud dengan teknik penyajian kerja lapangan
ialah cara mengajar dengan jalan mengajak siswa ke suatu tempat diluar sekolah,
yang bertujuan tidak hanya sekedar mengadakan observasi atau peninjauan Dja,
tetapi langsung terjun turut aktif/berpartisipasi ke lapangan kerja, agar siswa
dapat mengjhayati sendiri serta mengadakan penyelidikan serta bekerja sendiri
di dalam pekerjaan yang ada di masyarakat.
Penggunaan teknik penyajian ini diharapkan agar siswa
saat langsung menghayati sendiri dan berpartisipasi aktif dalam proses
pekerjaan itu.
13.
Sosiodrama dan Bermain peranan/Roll-Playing.
Yang dimaksud dengan teknik sosiodrama ialah siswa dapat
mendramatisasikan tingkah laku, atau ungkapan gerak-gerik wajah seseorang dalam
hubungan sosial antar manusia. Atau dengan Roll-Playing Dimana siswa bisa
berperan atau memainkan peranan dalam dramatisasi masalah sosial/psikologis
itu. Karena itu kedua teknik ini hampir sama, maka dapat digunakan bergantian
tidak ada salahnya.
Guru menggunakan kedua teknik ini dalam proses belajar
mengajar memiliki tujuan agar siswa dapat memahami perasaan orang lain, dapat tepa selir dan
toleransi.
14.
Teknik penyajian Secara Kasus.
Yang dimaksud dengan teknik kasus ialah cara menyajikan
pelajaran dengan memanfaatkan kasus yang ditemui anak, digunakan sebagai bahan
pelajaran kemudian kasus tersebut dibahas bersama untuk mendapatkan
penyelesaian atau jalan keluar.
Teknis kasus
ini digunakan ada baiknya karena :
Siswa dapat mengetahui dengan
pengalaman yang sempurna tentang sesuatu gambaran yang nyata, yang betul-betul
terjadi di dalam hidupnya, sehingga mereka dapat mempelajari dengan penuh
perhatian dan lebih terperinci persoalannya.
Dengan megamati, memikirkan
dan bertindak dalam menghadapi situasi tertentu, mereka lebih meyakini apa yang
diamati, dan menemukan banyak cara untuk pengamatan, dan pencarian jalan keluar
itu.
Waktu siswa meneliti proses
dalam mengambil keputusan mengenai salah satu kasus, maka ia akan mendapatkan
pengetahuan tentang dasar-dasar atau sebab-sebab yang melandasi timbulnya kasus
tersebut.
Penggunaan teknik penyajian
dengan kasus ini membantu siswa pula dalam mengembangkan daya intelektual dan
keterampilan berkomunikasi secara lisan maupun secara tulisan.
15.
Teknik Penyajian Secara Sistem Regu/ Team Teaching.
Teknik penyajian secara sistem regu merupakan unit
pelajaran yang tidak dapat ditangani oleh seorang guru dikelas. Maksudnya
seorang guru akan menjelaskan tentang kerjanya proyektor, hal mana dia sendiri
tidak dapat menguasai bagian-bagian proyektor, hal mana dia sendiri tidak dapat
menguasai bagian-bagian proyektor itu; maka memerlukan bantuan tenaga teknis,
agar bisa menjelaskan bagian-bagiannya. Dengan demikian terjadi sistem beregu.
Adapun sistem beregu ini dilaksanakan dengan tujuan untuk
membantu siswa agar lebih lancar terjadinya interaksi mengajar belajar secara
kuantatif, juga meringankan guru sehingga bisa bertanggung jawab bersama
terhadap pelajaran yang diberikannya, dan dapat saling membantu antar guru
meningkatkan kerja sama, saling mengisi dan saling memikirkan bersama
pengembangan mata pelajarannya.
16.
PPSI.
Sistem
instruksional menunjukkan pada pengertian pengajaran sebagai suatu sistem yaitu
PPSI. Sistem instruksional menunjukkan pada pengertian pengajaran sebagai suatu
sistem yaitu sebagai
suatu kesatuan yang terorganisasi, yang
terdiri atas sejumlah komponen yang berhubungan satu sama lain dalam rangka
mencapai tujuan yang diinginkan. Sebagai
suatu sistem, pengajaran mengandung
sejumlah komponen, antara lain : msteri
pelajaran, metode, alat evaluasi, yang kesemuanya itu berinteraksi satu sama
lain di dalam rangka mencapai tujuan pengajaran yang telah dirumuskan.
Pengertian sistem instruksional ini dapat diteruskan dalam ruang
lingkup yang luas seperti sistem pengajaran dalam sekolah pembangunan, tapi dapat pula dalam ruang lingkup yang
lebih sempit misalnya sistem dalam pelajaran IPA di SD.
LANGKAH- LANGKAH POKOK DALAM MENGEMBANGKAN SISTEM INSTRUKSIONAL
1.
Merumuskan tujuan- tujuan
pengajaran (instruksional) yang ingin
dicapai
2.
Mengembangkan alat evaluasi
3.
Menetapkan kegiatan- kegiatan
belajar yang perlu ditempuh
4.
Merencanakan program kegiatan
5.
Melaksanakan program
PENJELASAN TERURAI DARI MASING-MASING LANGKAH DALAM PROSEDUR PEMGEMBANGAN SISTEM INSTRUKSIONAL
1.
Merumuskan tujuan-tujuan instruksional
1.
Merumuskan tujuan-tujuan instruksional
1.1 Pengertian
Tujuan (obyektive)
adalah suatu maksud yang dikmunikasikan melalui suatu pernyataan yang
melukiskan perubahan yang diharapkan dalam diri murid-murid telah menyelesaikan
suatu kegiatan belajar.
a)
Perbedaan antara tujuan instruksional dan proses mengajar.
b)
Bagaimana merumuskan kemampuan-kemampuan murid dalam
tujuan instruksional.
c)
Kriteria dalam merumuskan tujuan instruksional
2.
Mengembangkan alat evaluasi
Setelah semua tujuan instruksional selesai
dirumuskan, maka langkah selanjutnya
adalah mengembangkan alat evaluasi untuk menilai/mengukur sampai dimana tujuan
tersebut telah dicapai.
3.
Menetapkan kegiatan-kegiatan belajar yang perlu ditempuh
murid-murid
a)
Merumuskan semua kemungkinan kegiatan belajar yang
diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut.
b)
Menetapkan dari sekian kegiatan-kegiatan belajar tersebut
tidak perlu ditempuh lagi oleh murid berhubungan mereka telah mengetahuinya.
c)
Menetapkan kegiatan belajar mana yang nantinya akan
ditempuh murid.
4.
Merencanakan program kegiatan.
a)
Merumuskan materi pelajaran
b)
Metode yang digunakan
5.
menyusun jadwal.
6.
Melaksanakan program.
a)
Mengadakan Pre-test
b)
Menyampaikan materi pelajaran kepada murid-murid.
c)
Mengadakan Post Test(Evaluasi).
2.
Mengadakan murid-murid
3.
Menyampaikan materi pelajaran kepada murid-murid
4. Mengadakan Post-Test
4. Mengadakan Post-Test
17. Latihan/Drill.
Ialah suatu teknik yang
dapat diartikan sebagai suatu cara mengajar dimana siswa melaksanakan
kegiatan-kegiatan latihan, agar siswa
memiliki ketangkasan atau keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang telah
dipelajari.
Teknik mengajar latihan ini digunakan untuk tujuan agar siswa:
1.
Memiliki keterampilan
motorik/gerak
2.
Mengembangkan kecakapan intelek
3. Memiliki kemampuan
menghubungkan antara sesuatu keadaan dengan hal ini,seperti hubungan sebab akibat banyak hujan –
banjir antara tanda huruf dan bunyi – ng – ny dsb.
Untuk pelaksanakan teknik ini perlu diperhatikan pula kelemahan-
kelemahannya seperti dalam latihan sering terjadi cara-cara/gerak yang tidak
bisa berubah, karena merupakan cara yang
telah dilakukan. Hal itu sangat terasa bila latihan itu dilakukan bersama.
Suatu latihan yang dijalankan dengan cara tertentu yang
telah dianggap baik fan tepat, sehingga
tidak boleh diubah, juga menetap/
pasti, yang akan merupakan kebiasaan
yang kaku, atau keterpilan yang
salah. Sehingga bila situasi berubah
siswa itu sukar sekali menyesuaikan diri atau tidak bisa mengubah caranya
latihan untuk mengatasi keadaan yang lain itu.
18. Teknik penyajian dengan tanya jawab/dialog.
Yang dimaksud dengan
teknik tanya jawab ialah suatu teknik untuk memberi motivasi pada siswa agar
bangkit pemikirannya untuk bertanya,
selama mendengarkan pelajaran,
atau guru yang mengajukan pertanyaan,
siswa menjawab.
Teknik ini mempunyai tujuan agar siswa dapat
mengerti atau mengingat tentang fakta yang dipelajari, didengar ataupun dibaca, sehingga mereka memilki pengertian yang
mendalam tentang fakta itu.
19.
Teknik pemberian tugas dan Resitasi.
Dalam
kegiatan interaksi belajar mengajar harus selalu ditingkatkan efektivitas dan
efisiensinya. Dengan banyaknya Kegiatan pendidikan sekolah, dalam usaha
meningkatkan mutu dan frekuensi isi pelajaran, maka sangat menyita waktu siswa untuk
mengatasi keadaan tersebut dan perlu memberikan tugas-tugas diluar jam pelajaran. Dengan demikian
perlunya pemberian tugas-tugas, sebagai salah satu selingan untuk variasi
teknik penyajian ataupun dapat berupa pekerjaan rumah, tugas semacam itu dapat
dikerjakan diluar jam pelajaran,dirumah maupun sebelum pulang, sehingga dapat
dikerjakan bersama temannya.
Adapun
teknik pemberian tugas atau resitasi biasanya digunakan untuk tujuan agar siswa
memiliki hasil belajar yang lebih mantap, karena siswa melaksanakan
latihan-latihan selama melakukan tugas; sehingga pengalaman siswa dalam
mempelajari sesuatu dapat lebih berintegritasi.
Dan
disamping itu untuk memperoleh pengetahuan secara melaksanakan tugas akan
memperluas dan memperkaya pengetahuan serta keterampilan siswa disekolah,
dengan melalui kegiatan-kegiatan diluar sekolah.
20.
Teknik Ceramah.
Teknik ini merupakan cara mengajar yang paling
tradisional dan telah lama dijalankan dalam sejarah pendidikan ialah cara
mengajar dengan ceramah. Sejak dahulu guru dalam usaha menularkan
pengetahuannya pada siswa, ialah secara lisan atau ceramah. Cara ini
kadang-kadang membosankan, maka dalam pelaksanaanya memerlukan keterampilan
tertentu, agar gaya penyajiannya tidak membosankan dan menarik perhatian murid.
Teknik penyajian cara mengajar dengan ceramah dapat
dikatakan juga teknik kuliah, merupakan suatu cara mengajar yang digunakan
untuk menyampaikan keterangan atau informasi ataupunuraian tentang suatu pokok
persoalan serta maslah secara lisan. Biasanya teknik ceramah memiliki tujuan
agar siswa mendapatkan informasi tentang suatu pokok atau persoalan tertentu.
21.
Teknik Penyajian dengan interaksi Massa.
Dalam teknik
penyajian dengan interaksi massa terkadang-kadang untuk menyajikan suatu bahan
pelajaran guru mempunyai variasi teknik penyajian, karena di dalam interaksi
belajar mengajar perlu ditimbulkan interaksi edukatif dengan sekelompok siswa
yang besar jumlahnya. Tentu dalam hal ini memerlukan teknik interaksi masa,
seperti interaksi massa berbentuk Panel, Simposium, seminar, musyawarah kerja,
forum dan sebagainya.
22.
Metode Mengajar dengan mempergunakan Komputer.
Perkembangan
zaman ditandai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan penemuan teknologi canggih
yang mendukung manusia dalam upaya memudahkan tugasnya. Oleh karena itu dalam proses belajar mengajar
perlu juga dikembangkan cara-cara mengajar yang baru pula. Diantaranya ialah
mengajar dengan menggunakan komputer. Dengan adanya bantuan komputer dapat
membantu dan diajarkan mencari informasi baru, menyeleksinya dan kemudian
mengelolahnya sehingga terdapat jawaban terhadap suatu pertanyaan tersebut.
Berikut
program yang dapat digunakan dalam mengajar ada tiga sebagai berikut.
a.
Tution,
b.
Simulation
c.
Data-Crunching
23.
Metode Mengajar Non-Directive.
Metode ini
dikembangkan untuk membuat pendidikan menjadi suatu proses yang aktif bukan
pasif. Cara mengajar ini dapat dilakukan agar para siswa mampu melakukan
observasi mereka sendiri, mampu mengadakan analisis mereka sendiri , dan mempu
berpikir sendiri. Mereka juga bukan hanya mampu menghafalkan atau meniruan
pendapat orang lain juga merangsang para siswa agar berani dan mampu menyatakan
dirinya sendiri dengan aktif, bukan hanya menjadi pendengar yang pasif terhadap
segala sesuatu yang dikatakan guru.
24.
Metode Mengajar Berdasarkan Prinsip-Prinsip
Interdisiplinaritas.
Metode ini
dikembangkan berdasarkan kesadaran, bahwa maslah-masalah nyata yang dijumpai
dalam kehidupan modern ini tidak dapat lagi diselesaikan dengan berdasarkan
ajaran-ajaran yang diberikan oleh satu disiplin ilmu pengetahuan saja. Metode
ini bila dilaksanakan haruslah dipimpin oleh seorang guru yang telah memiliki
pengetahuan yang luas, sehingga betul-betul mampu memimpin siswa untuk
memecahkan maslah dengan cara meninjau.
Sehingga
permaslahan yang sangat kompleks dapat dilontarkan pada siswa untuk dapat di
analisis dan pada tiap kelompok dapat mendiskusikan dari islah satu disiplin
ilmu dan siswa dapat mengalami proses interdisiplinaritas dalam menghadapi
kasus-kasus yang kompleks, agar tujuan siswa berkembang menjadi lebih luas ,
terintegritas dan tersusun secara logis serta untuk menghindari berpikir yang
sempit dan kerdil.
Dari
bermacam-macam teknik mengajar tersebut, Ada sebagian yang menekankan peranan
guru yang utama dalam pelaksanaan untuk teknik penyajian tetapi ada juga yang
menekankan pada hasil teknologi modern seperti televisi, radio kasset, video
tape, film, head –proyektor, mesin belajar dan lain-lain; bahkan menggunakan
pula bantuan satelit. Dan ada pula teknik penyajian yang hanya digunakan untuk
sejumlah siswa terbatas; tetapi ada pula yang digunakan untuk sejumlah siswa
yang tidak terbatas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar